Jika Anda memiliki halaman rumah yang cukup luas, mengapa tidak memilih
untuk membuat kebun buah? Bahkan pengalaman kami, dimana dengan halaman
yang sempitpun bisa, asal tahu tata ruangnya, biasanya akan didominasi
tabulampot yang indah.
Banyak cara yang dilakukan orang untuk membuat kebun buah, namun cara
yang paling parah dan yang selama ini banyak kita gunakan adalah menanam
bibit buah dengan cara satu persatu (mencicil), dengan tata letak
seadanya. Hasilnya betul-betul semrawut! Kita sering lupa, bahwa
membangun kebun buah hampir mirip dengan membangun rumah. Sebuah satu
kesatuan. Perlu strategi dan rencana yang matang. Mau jadi apa sih kebun
buah kita nantinya? Setiap kali saya menawarkan jasa pembuatan kebun
buah kepada pembeli partai besar, sering kali saya mendapat jawaban:
"Ah, gampang! Apa sih susahnya membuat kebun buah? Tinggal tanam aja kok
repot."
Seorang hobiis tanaman buah-buahan bernama pak Tantra, bahkan membuat
saya jadi tersadar bahwa selama ini kita banyak mengabaikan manajemen
pemasaran dalam membuat kebun buah, artinya kalau Anda sudah punya
berhektar-hektar kebun buah tapi belum ada pemasukan yang Anda dapat,
justru pengeluaran yang terus membebani Anda tiap bulan, berarti
perencanaan kita yang salah sejak awal. Harus diakui itu memang salah
satu faktor penting dalam membuat kebun buah, dan masih banyak faktor
teknis yang akan dibahas di sini yang tak kalah pentingnya, karena akan
membuat kebun buah Anda bak kebun di Surga.
Nah, sebagai panduan singkat, tip-tip berikut akan bisa jadi panduan singkat untuk Anda dalam mebuat kebun buah:
1. Jarak Tanam. Ini yang paling sering dilupakan ketika menanam
bibit buah. Tanpa didasari pengetahuan akan sifat tanaman buah tertentu,
kita menanam berdasarkan feeling atau gimana enaknya aja. Yang terjadi
tajuk daun antar tanaman saling menutupi. Bahkan saya pernah melihat
sendiri, ada yang menanam bibit buah di bawah naungan tanaman yang
besar, tentunya tak cukup sinar matahari yang bisa masuk ke bawah,
entahlah, apa maksudnya ingin memanfaatkan tanah yang kosong di bawahnya
yang dianggap mubazir? Jarak tanam bisa berdasarkan aturan baku
terhadap masing-masing tanaman atau sesuai dengan keinginan kita akan
seberapa besar tanaman itu nantinya (ini tergantung juga seberapa besar
Anda rajin memangkas). Jarak tanam memberi ruangan pada kita untuk
melihat dengan jelas bila tanaman berbuah, indah, indah sekali. Dan ini
yang tidak pernah dirasakan, bila jarak tanam dilanggar maka kita cuma
melihat pemandangan tumpukan tanaman yang berbuah, maaf, kayak sampah.
Sehingga tak heran kitapun cepat bosan! Jarak tanam membuat kebun buah
kita tampak rapi berbaris, sehingga memudahkan dalam panenan.
2. Tata-letak. Tata letak mengharuskan kita menanam serempak, artinya bukan satu-satu. Kita tahu tanaman buah apa yang panyat di depan rumah dan mana yang di belakang. Lho trus bagaimana dengan tanaman yang sudah ada, apa mesti ditebang? Oh, ya tidak, hanya perlu diatur dan dilakukan pemangkasan berat. Dan kita perlu tahu bahwa bibit yang cepat tumbuh saja yang ditanam disamping tanaman lama tersebut, misalnya bibit buah Matoa. Pernah suatu kali, seorang pensiunan pegawai perkebunan ngotot ingin dibuatkan kebun buah Coklat di depan rumahnya, untuk mengingatkan akan kenangan masa bekerja dulu. Secara panjang lebar saya jelaskan 'kepantesan' umum yang berlaku di masyarakat. Dan diapun menyerah, setuju menanam di samping rumah. Dan perlu diwaspadai, jangan menanam tanaman terlalu dekat dengan rumah, selain bahaya ambruknya tanaman akibat angin, juga perakaran tanaman yang bisa merusak dasaran rumah.
3. Kontur Tanah. Bila halaman Anda datar, ketika tanaman masih berupa bibit kecil mungkin tidak masalah, Anda masih bisa melihat semuanya secara kasat mata. Namun ketika tanaman tumbuh membesar, yang tampak hanya tanaman di baris-baris depan saja. Itu tidak indah, pemecahannya dengan membuatkan/ menambahkan tanah sehingga bisa dibuat gundukan, guludan, undak-undakan atau terasering, Kebun buah Anda jadi tampak seperti piramida, indah dan meliuk-liuk. Wooow!!!
4. Sistem Irigasi. Bahkan kebun Agrowisata terkenal mengabaikan yang satu ini. Karena letaknya yang di daerah basah, mungkin dipikir hanya dibutuhkan ketika kemarau saja. Namun fungsi sistem irigasi tidak hanya itu saja; bisa menyimpan air, membuang kelebihan air (lahan bekas persawahan), dan rutinitas pengairan saat tanaman berbuah. Sekarang ini, banyak sistem yang bisa dipilih, sistem tetes merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Yang bisa menunjukkan kontinuitas masuknya air. Bapak saya yang seorang perkebunan tulen (yang juga guru saya), pernah memperlihatkan pada saya pembuatan saluran pembuangan yang dalamnya mencapai 3 m lebih. Kebun yang tadinya merana, berubah subur dan produktif.
2. Tata-letak. Tata letak mengharuskan kita menanam serempak, artinya bukan satu-satu. Kita tahu tanaman buah apa yang panyat di depan rumah dan mana yang di belakang. Lho trus bagaimana dengan tanaman yang sudah ada, apa mesti ditebang? Oh, ya tidak, hanya perlu diatur dan dilakukan pemangkasan berat. Dan kita perlu tahu bahwa bibit yang cepat tumbuh saja yang ditanam disamping tanaman lama tersebut, misalnya bibit buah Matoa. Pernah suatu kali, seorang pensiunan pegawai perkebunan ngotot ingin dibuatkan kebun buah Coklat di depan rumahnya, untuk mengingatkan akan kenangan masa bekerja dulu. Secara panjang lebar saya jelaskan 'kepantesan' umum yang berlaku di masyarakat. Dan diapun menyerah, setuju menanam di samping rumah. Dan perlu diwaspadai, jangan menanam tanaman terlalu dekat dengan rumah, selain bahaya ambruknya tanaman akibat angin, juga perakaran tanaman yang bisa merusak dasaran rumah.
3. Kontur Tanah. Bila halaman Anda datar, ketika tanaman masih berupa bibit kecil mungkin tidak masalah, Anda masih bisa melihat semuanya secara kasat mata. Namun ketika tanaman tumbuh membesar, yang tampak hanya tanaman di baris-baris depan saja. Itu tidak indah, pemecahannya dengan membuatkan/ menambahkan tanah sehingga bisa dibuat gundukan, guludan, undak-undakan atau terasering, Kebun buah Anda jadi tampak seperti piramida, indah dan meliuk-liuk. Wooow!!!
4. Sistem Irigasi. Bahkan kebun Agrowisata terkenal mengabaikan yang satu ini. Karena letaknya yang di daerah basah, mungkin dipikir hanya dibutuhkan ketika kemarau saja. Namun fungsi sistem irigasi tidak hanya itu saja; bisa menyimpan air, membuang kelebihan air (lahan bekas persawahan), dan rutinitas pengairan saat tanaman berbuah. Sekarang ini, banyak sistem yang bisa dipilih, sistem tetes merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Yang bisa menunjukkan kontinuitas masuknya air. Bapak saya yang seorang perkebunan tulen (yang juga guru saya), pernah memperlihatkan pada saya pembuatan saluran pembuangan yang dalamnya mencapai 3 m lebih. Kebun yang tadinya merana, berubah subur dan produktif.
0 komentar:
Posting Komentar